Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo
Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo
Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo. Menurut cerita masyarakat suku tengger, konon pada masa dahulu saat saat kerajaan majapahit mengalami serangan dari beragam tempat masyarakat pribumi kebingungan untuk melacak area tinggal sampai selanjutnya mereka terpisah jadi 2 sisi yan pertama menuju ke gunung bromo serta yang ke-2 menuju bali. Ke 2 area ini sampai saat ini memiliki 2 kesamaan yakni sama -sama berpedoman keyakinan beragama hindu.
Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo, Masyarakat suku tengger dilokasi gunung bromo, nama tengger datang dari legenda roro anteng serta joko seger yang sebagai asal usul nama tengger itu. “teng” akhiran nama roro an-”teng” serta “ger” akhiran nama dari joko se-”ger” serta gunung bromo sendiri diakui sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai gunung brahma. Orang jawa lantas menyebutnya gunung bromo.
Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo. Satu hari rara anteng dipinang oleh seorang bajak yang sakti mandraguna. Bajak tersebut populer amat sangat jahat. Rara anteng yang populer halus perasaannya tidak berani menampik demikian saja pada pelamar yang sakti. Maka ia minta agar dibuatkan lautan didalam-tengah gunung.
Dengan keinginan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tak lagi mencukupi keinginannya. Lautan yang diminta itu mesti dibikin kurun waktu satu malam, yakni dimulai waktu matahari terbenam sampai selesai saat matahari terbit. Disanggupinya keinginan rara anteng tersebut, dikarenakan kesanggupannya itu bikin roro anteng kuatir.
Namun roro anteng mulai menumbuk padi di malam hari. Seolah-olah fajar sudah tiba. Akhirnya bajak gagal meminang Roro Anteng. Setelah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal serta marah digabung emosi serta selanjutnya tempurung ( batok kelapa ) yang digunakan sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya serta jatuh tertelungkup di samping gunung bromo serta beralih jadi sesuatu gunung yang sampai saat ini diberi nama gunung batok.
Dengan keinginan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tak lagi mencukupi keinginannya. Lautan yang diminta itu mesti dibikin kurun waktu satu malam, yakni dimulai waktu matahari terbenam sampai selesai saat matahari terbit. Disanggupinya keinginan rara anteng tersebut, dikarenakan kesanggupannya itu bikin roro anteng kuatir.
Namun roro anteng mulai menumbuk padi di malam hari. Seolah-olah fajar sudah tiba. Akhirnya bajak gagal meminang Roro Anteng. Setelah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal serta marah digabung emosi serta selanjutnya tempurung ( batok kelapa ) yang digunakan sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya serta jatuh tertelungkup di samping gunung bromo serta beralih jadi sesuatu gunung yang sampai saat ini diberi nama gunung batok.
Dengan kegagalan bajak bikin lautan di dalam-tengah gunung bromo, senang citalah hati rara anteng. Ia meneruskan hubungan dengan kekasihnya, joko seger. Masa datang rara anteng serta joko seger jadi pasangan suami istri yang bahagia, dikarenakan keduanya saling mengasihi serta menyukai.
Menurut Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo, pasangan rara anteng serta jaka seger membangun pemukiman serta lantas memerintah dilokasi tengger dengan sebutan purbowasesa mangkurat ing tengger, maksudnya “penguasa tengger yang budiman”. Nama tengger di ambil dari akhir suku kata nama rara anteng serta jaka seger. Kata tengger bermakna juga tenggering budi luhur atau pengenalan moral tinggi, lambang perdamaian abadi.
Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo. Dari waktu ke waktu masyarakat tengger hidup makmur serta damai, tetapi sang penguasa tidaklah jadi bahagia, dikarenakan sesudah sekian lama pasangan roro anteng serta jaka tengger berumah tangga belum juga dikaruniai keturunan. Lantas diputuskanlah mereka berdua untuk naik ke puncak gunung bromo untuk bersemedi supaya di karuniai keturunan/anak.
Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api serta masuk ke kawah bromo, berbarengan hilangnya kesuma terdengarlah nada gaib :”saudara-saudaraku yang kucintai, saya sudah dikorbankan oleh orang tua kita serta hyang widi menyelamatkan kalian seluruh. Hiduplah damai serta tenteram, sembahlah hyang widi. Saya ingatkan supaya kalian tiap-tiap bln. Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berbentuk hasil bumi serta di persambahkan pada hyang widi harapan di kawah gunung bromo. Sampai saat ini rutinitas ini diikuti dengan turun temurun oleh masyarakat tengger setiap tahunnya. Diselenggarakan upacara kasada dipoten lautan pasir serta kawah gunung bromo.
Begitulah Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo semoga cerita ini jadi budaya yang menarik dan tidak terlupakan serta selalu dikenang, serta sampai saat ini wisata gunung bromo jadi area yang sangat indah walau di selimuti banyak misteri. Sejarah Cerita dan Legenda Gunung Bromo.